MABM Kalbar
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
MABM KalbarMABM Kalbar
Font ResizerAa
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
Search
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
Follow US
Home » Beranda » Mandi Safar Tradisi Masyarakat Melayu
Jurnalisme WargaKulinerSastraSeniTradisi

Mandi Safar Tradisi Masyarakat Melayu

MABMKalbar
Last updated: January 1, 2021 12:00 am
MABMKalbar
Share
SHARE

May 11, 2019
Jurnalisme Warga, Tradisi
Tinggalkan Komentar
1,659 Views

Artikel Terkait


kerupuk basah

Kerupuk Basah, Penganan Andalan Kapuas Hulu


bubur pedas

Bubur Pedas, Rajanya Bubur di Kalimantan Barat



Asal Mula Nama Teluk Keramat

Oleh Marisa

MABMonline.org, Ketapang — Safar umumnya disebut oleh suku Melayu dengan sebutan Safaran atau bulan naas yang dilakukan oleh masyarakat dari suku Melayu Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Ketapang. Pada bulan ini mandi safar menjadi suatu kewajiban bagi sebagian orang Melayu di Ketapang. Akan tetapi, bukan bagian dari kewajiban agama Islam. Pada umumnya mandi safar masih diamalkan oleh mereka yang masih tinggal di daerah pedalaman.

Upacara mandi safar yang dilakukan pada bulan Safar, umumnya di muara sungai maupun di gang-gang yang mempunyai parit–parit kecil dan juga di dalam rumah. Keluarga besar di dalam sebuah perkampungan yang masih mempunyai adat-stiadat yang kuat masih mengamalkannya. Jika tidak dilakukan pada tempat terbuka maka ada juga yang melakukannya di dalam atau pada tempat yang tertutup. Pada umumnya air yang disediakan adalah air khusus yang sudah dibacakan oleh tetua kampung.

“Ritual mandi Safar sebagai maksud untuk menolak bala bencana yang menimpa dan menjadi sebuah keyakinan masyarakat bahwa akan membawa kesialan bagi anggota badan jika tidak dibersihkan pada bulan tersebut. Akan cepat datangnya bala bencana karena bayaknya dosa-dosa yang ada di dalam tubuh manusia. Bala bencana berupa siksaan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Keyakinan mandi-mandi tersebut bahwa hal ini akan terhindar jika dengan sungguh-sungguh memohon ampun dengan wujud mandi disungai yang dinyakini seperti dosa yang gugur mengikuti aliran air yang mengalir,” tutur Ferdi pengamal mandi safar di Ketapang.

Hari Rabu terakhir pada bulan Safar menjadi hari yang penting bagi suku Melayu, sampai kini belum ada yang bisa menjabarkan secara mendetil, mengapa harus harinya menjadi hari Rabu. Padahal, semua hari merupakan hari terbaik yang dijadikan Tuhan Yang Maha Kuasa untuk segala makhluk di atas muka bumi ini. Pagi hari sampai sorenya hari Rabu menjadi hari yang sangat bermakna pantangan dan larangan dengan hal-hal kehidupan menjadi sebuah kepercayaan masyarakat pendukungnya. Umumnya setelah salat Subuh mereka sudah mempersiapkan diri dengan tidak bekerja seperti biasa, hanya menunggu waktu tersebut sambil mempersiapkan perlengkapan yang akan dibawa pada upacara mandi Safar tersebut.

Menjelang seminggu sebelum hari Rabu terakhir bulan Safar, beberapa kaum kerabat sudah mempersiapkan di rumah masing-masing, para orang tua dan ibu-ibu berkumpul mengadakan kesepakatan tentang makanan yang akan dipersiapkan pada hari Rabu. Perlengkapan makanan yang akan dibawa ke tempat upacara. Makanan yang akan dibawa terutama ketupat lemak, nasi lengkap dengan lauk pauknya, juga sambal ikan teri yang menjadi menu utama dari makanan tersebut. Kue-kue tradisional, seperti apam, lepat lau, makanan ringan, dan buah-buahan sebagai perlengkapan makanan.

Bagikan
  • Facebook
  • Twitter
  • Google +
  • LinkedIn



Share This Article
Facebook Copy Link Print
Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

FacebookLike
InstagramFollow
YoutubeSubscribe

Terpopuler Hari Ini

You Might Also Like

30 Manggar Meriahkan Pemangkat

6 Min Read

Pedagang: Ayam Potong Flamboyan Tidak Berformalin

7 Min Read

Kerja Keras Kontingen Jelang Pawai Budaya

5 Min Read

Parit Bangseng: Nama yang Tergantikan

10 Min Read

Interaksi

Instagram Facebook-f Youtube

Kompleks Rumah Melayu, Jl. Sutan Syahrir, Pontianak, Kalimantan Barat

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?