MABM Kalbar
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
MABM KalbarMABM Kalbar
Font ResizerAa
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
Search
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
Follow US
Home » Beranda » Spontanitas Berpantun Membawa Kemenangan bagi Kayong Utara
FSBM XIIheadlineJurnalisme WargaKulinerSastraSeni

Spontanitas Berpantun Membawa Kemenangan bagi Kayong Utara

MABMKalbar
Last updated: November 8, 2018 3:44 pm
MABMKalbar
Share
SHARE

November 8, 2018
FSBM XII, headline, Sastra
Tinggalkan Komentar
1,057 Views

Artikel Terkait



Pantun



Kopi Darat, Bincang-Bincang Menulis Fiksi

Biografi Harmi Cahyani, Penulis Muda Kalbar

MABMonline.org ,Sekadau – Spontanitas pantun yang diucapkan grup pantun kayong utara menunjukkan kebiasaan berpantun sehingga menjadi juara tangkai berbalas pantun di Aula Keraton Sekadau, Kamis, (8/11)

Final antara Kayong Utara dan Kapuas Hulu berlangsung sengit. Kedua grup saling menjual dan membeli untuk menjadi pemenang.

Grup pantun Kayong Utara berfoto usai menerima piala

 

Peserta kayong utara sangat yakin akan menang menjadi juara dengan usaha memenuhi kriteria dan kemauan juri.

“Kami berusaha spontan dalam menjawab dan membeli pantun yang ada. Arahan juri sebelumnya menginginkan adanya spontanitas dengan kata yang bermacam ragam dan itu kami usahakan.” Ungkap Joni.

“Kami sangat setuju dan mendukung adanya perubahan berpantun yang tidak hanya sekadar menjual dan membeli seperti yang diinginkan juri. Tentu juri memiliki alasan tertentu untuk meningkat dan mengembangkan pantun.” Ungkap Joni

Membeli dan menjual pantun terlihat kaku dengan harus berdiskusi.

“Kami menginginkan adanya spontanitas dari peserta untuk menjawab. Tidak perlu diskusi atau memandu temannya untuk menjawab. Siapa yang bisa menjawab, langsung saja jawab.” Ungkap Ahadi, sebagai ketua juri pantun, sebelum memulai final.

Pemantun harus pandai memilih kata yang diucapkan sehingga ada permainan bunyi. Selain itu, kata yang dipilih menimbulkan makna untuk maksud tertentu.

“Kosa kata peserta pada umumnya sudah bagus. Ada permainan kata dari setiap baris dan bait. Tapi sayang, masih jual dan beli. Padahal kita menginginkan sesuatu yang baru. Tidak terus-menerus jual dan beli.” Tambah Agus Muare sebagai juri kedua.

Festival Seni Budaya Melayu ini merupakan ajang mempertahankan dan mengembangkan budaya melayu. Bagitu juga pantun merupakan khas milik orang melayu yang harus dipertahankan dan dikenalkan pada anak-anak dan pemuda juga.

“Pantun itu budaya asli kite. Orang melayu terkenal dengan pantunnye. Festival ini merupakan ajang pembinaan supaya budaya melayu terpelihara. Kedepannya kita ingin ada tiga kategori anak-anak, pemuda, dan orang tua.” Tutur Ahadi

Bagikan
  • Facebook
  • Twitter
  • Google +
  • LinkedIn



Share This Article
Facebook Copy Link Print
Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

FacebookLike
InstagramFollow
YoutubeSubscribe

Terpopuler Hari Ini

You Might Also Like

Kamis Pagi di Kota Sambas

2 Min Read

Pengkang, Cita Rasa Khas Kalimantan Barat

5 Min Read

Polda Kalbar: FSBM Sebagai Energi untuk Mencegah Potensi Gangguan Keamanan

4 Min Read

Apkomindo Tawarkan Harga Miring di Pameran Komputer

5 Min Read

Interaksi

Instagram Facebook-f Youtube

Kompleks Rumah Melayu, Jl. Sutan Syahrir, Pontianak, Kalimantan Barat

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?