MABM Kalbar
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
MABM KalbarMABM Kalbar
Font ResizerAa
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
Search
  • Berita
  • Sastra
  • Seni
  • Kuliner
  • Tradisi
  • Kolom
  • Pustaka
Follow US
Home » Beranda » Tradisi Naik Tojang Masyarakat Mempawah
BudayaJurnalisme WargaKulinerSastraSeni

Tradisi Naik Tojang Masyarakat Mempawah

MABMKalbar
Last updated: January 1, 2021 12:00 am
MABMKalbar
Share
SHARE

June 3, 2019
Budaya, Jurnalisme Warga
Tinggalkan Komentar
3,377 Views

Artikel Terkait


kerupuk basah

Kerupuk Basah, Penganan Andalan Kapuas Hulu


bubur pedas

Bubur Pedas, Rajanya Bubur di Kalimantan Barat



Asal Mula Nama Teluk Keramat

Oleh Faisol Arif

Mempawah–Pada saat bayi pertama kali mulai diayun maka diadakan upacara betumbang apam dan naik ayunan yang juga disebut dengan naik tojang. Adapun acara tumbang apam dengan cara mengukur bayi dengan apam yang dicocokkan pada pelepah kelapa kiri dan kanan sambil dibacakan surah Yasin dan diiringi dengan doa selamat, dan dilengkapi upacara yang disediakan pada prosesi naik ayun dengan pemasangan lambang pada tempat ayun berupa contengan kapur sirih. Adapun tempat-tempat yang dipasang antara lain :
1. Diatas ayunan dan diberi beberapa
perlengkapan terdiri dari 7 warna
a. Benang putih
b. Benang merah
c. Benang hijau
d. Benang hitam
e. Benang ungu
f. Benang coklat
g. Benang kuning

Semua benang diikat menjadi satu yang disebut dengan cindai, dan beberapa buah ketupat lemak. Lalu tata caranya adalah:
1. Lambang dipasang pada tiang ayunan
2. Lambang dipasang di bawah ayunan
3. Contengan kapur pada telapak kaki anak dan ibunya
4. Didalam ayunan diberi sapu lidi, ijuk
5. Anak lesung batu
6. Kain berwarna kuning

Sebelum memasukkan bayi ke dalam ayunan, didahului dengan memasukkan seekor kucing, sapu lidi dan anak lesung batu ke dalam ayunan, kemudian barang-barang yang ada di dalam ayunan dikeluarkan dan dibersihkan dahulu barulah bayi dimasukan oleh dukun ke dalam ayunan untuk ditidurkan. Untuk ayunan bayi sendiri berupa kain kuning yang ditali ayunan pada sambungan tali dengan kain digantung pisang dan cabe. Di bawah ayunan diisi dengan air putih di dalam botol ditulis dengan Lam Jelalah (lam alif) pada dua sisinya.

Bagikan
  • Facebook
  • Twitter
  • Google +
  • LinkedIn



Share This Article
Facebook Copy Link Print
Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

FacebookLike
InstagramFollow
YoutubeSubscribe

Terpopuler Hari Ini

You Might Also Like

Asal Nama Dusun Keladang

9 Min Read

Doa Tokoh Melayu untuk Kelancaran Pilpres

5 Min Read

Mahfud Tandatangani Deklarasi Pemenangan Prabowo-Hatta

4 Min Read

Warga Resahkan Pembuangan Sampah di Pinggir Jalan

6 Min Read

Interaksi

Instagram Facebook-f Youtube

Kompleks Rumah Melayu, Jl. Sutan Syahrir, Pontianak, Kalimantan Barat

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?